JAKARTA - Krisis iklim telah menimbulkan bencana yang membawa kerugian bagi umat manusia di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menurut Sisilia Nurmala Dewi, Indonesia Team Leader 350.org, berbagai bencana ekologi yang disebabkan oleh krisis iklim juga menyebabkan ribuan bahkan jutaan orang menjadi pengungsi.
“Menurut laporan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies di 2021, ada sekitar 10, 3 juta orang di dunia terpaksa mengungsi akibat bencana yang disebabkan oleh krisis iklim seperti banjir dan kekeringan, ” ujarnya, Selasa (21/12/2021).
Dari angka itu, sekitar 60 Persen dari pengungsi iklim itu berada di Asia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia misalnya, banjir Jakarta di awal 2021, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta ada sebanyak 1.380 warga DKI Jakarta mengungsi dari rumahnya akibat banjir.
“Celakanya bencana ekologi akibat krisis iklim juga terjadi di beberapa daerah lainnya, dari Sabang hingga Marauke, ” tegasnya.
Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, kerugian ekonomi Indonesia akibat krisis iklim telah mencapai Rp.100 trilyun per tahun.
“Kerugian ini akan terus meningkat seiring makin ekstremnya cuaca, ” ujarnya.
Baca juga:
Maggot Tekan Biaya Pakan
|
Meskipun kerugian ekonomi telah di depan mata, bank-bank BUMN, seperti BNI masih mendanai energi
Meskipun kerugian ekonomi telah di depan mata, bank-bank BUMN, seperti BNI masih mendanai energi batu bara, penyebab krisis iklim. Hal itu menuai kekecewaan Komunitas mahasiswa Fossil Free Kampus Indonesia.
“Sebagai bagian yang sentral dalam kehidupan publik, termasuk kita mahasiswa di UI, BNI harusnya mempertimbangkan dampak aktivitas bisnisnya terhadap kehidupan dan masa depan kita, ” ungkap Naifah Uzlah, Koordinator dari Fossil Free Universitas Indonesia.
Padahal, dalam Sustainability Report tahun 2020, BNI sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), penyabab krisis iklim.
Terkait dengan itulah, komunitas Fossil Free Kampus Indonesia melayangkan petisi ke Direktur Utama BNI untuk segera menghentikan pendanaan ke proyek batu bara.
Petisi bertajuk, ‘Dirut BNI: Stop Danai Batu Bara, Alihkan Uang Kami dari Perusak Masa Depan!’, tersebut dapat dilihat di https://www.change.org/GaPakeNanti. (***)